TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto mengungkapkan korban tewas dalam aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Inil Sepenuh Kepunton Solo sejauh ini ada dua orang. Satu di antaranya diduga pelaku bom dan tewas di lokasi kejadian. Satu lagi adalah jemaat dan meninggal dunia di rumah sakit.
"Seorang jemaat meninggal dunia di rumah sakit," katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu 25 September 2011. Djoko Suyanto mengaku langsung berkomunikasi dengan Presiden Susilo Yudhoyono sepengetahuannya soal teror bom bunuh diri di gereja itu. Presiden pun langsung mengeluarkan perintah kepada polisi.
Berdasarkan penelusuran pihaknya,Djoko Suyanto menyatakan titik persis ledakan bom bunuh diri itu adalah di pintu masuk gedung gereja. "Aksi teror seperti ini inisiatifnya selalu ada di pelaku. Mereka selalu tahu peta di lapangan," katanya.
Metode teror serupa juga terjadi di masjid Kepolisian Resort Cirebon, Jawa Barat. Upaya memutus jaringan dan pergerakan teroris semacam mereka itu tidak mudah dilakukan.
Dia menegaskan, "Masih ada orang-orang yang bertekad mengorbankan diri untuk kepentingan seperti ini. Dulu mereka memakai alat komunikasi yang bisa kita jejaki, tapi perkembangannya kemudian, mereka tidak lagi memakai alat komunikasi seperti itu dan hal ini juga menyulitkan kami," katanya.
Seperti diketahui, sebuah bom bunuh diri meledak di Gereja Bethel di Jalan Raya Arif Rachman Hakim, Solo, sekitar pukul 11.00. Sementara ini korban tewas diketahui hanya satu orang, yang diduga pelaku bom bunuh diri. Adapun belasan korban luka-luka parah dibawa ke Rumah Sakit Dr. Oen Solo.
0 komentar:
Posting Komentar