Setiap agama dan keyakinan punya cara sendiri untuk pencapaian penyatuan hati dengan Sang Maha Pencipta, sebut saja meditasi, gerakan yoga atau juga shalat dalam Islam juga tahajud yang pada intinya mencapai ketenangan jiwa hingga kita bisa dengan jiwa yang bersih bisa berkomunikasi dengan baik dengan Sang Pencipta, dan dengan kata lain pula kita bisa mencurahkan segala masalah dan kesulitan hidup yang kita hadapi hingga kita merasa lebih tenang dan damai.
Para ilmuwan sering mempelajari depresi, kegelisahan dan ketakutan, tapi kenapa nggak pernah meluangkan waktu untuk sesuatu yang memancing sisi positif manusia seperti kebahagiaan dan rasa belas kasihan? Hal tersebut adalah pertanyaan yang disampaikan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, kepada pakar neuroscience Richard Davidson.
Dan pertanyaan mudah itu lah yang membuat Richard Davidson memutuskan untuk membuat sebuah pusat penelitian Center for Investigating Healthy Minds, dimana belasan peneliti mempelajari apa yang bisa menimbulkan hal positif pada pikiran. Hasil yang didapat menunjukkan kalau meditasi bisa memperbaiki empati, belas kasih, kebaikan dan perhatian. Bahkan temuan lebih lanjut dari tim tersebut adalah sebuah konsep bahwa otak orang dewasa bisa diubah lewat berbagai latihan.
Penelitian memang banyak menunjukkan kalau meditasi berhubungan dengan perubahan metabolisme, tekanan darah, aktivitas otak, dan proses fungsi tubuh lainnya. Meditasi juga sering digunakan untuk mengatasi stres dan mengurangi rasa sakit. Meditasi memang identik dengan praktek agama Buddha.
Tapi setiap agama sebenarnya juga melakukan praktek meditasi pada pelaksanaan doa dan ibadahnya. Karena meditasi menuntut kita untuk berkonsentrasi mengosongkan pikiran dan mencapai ketenangan batin. Dan bukankah itu yang kita dapatkan dari berdoa dan beribadah, selain menunaikan kewajiban kita pada agama yang kita anut? Bagaimana menurut Anda? Jika memang semudah itu, nggak ada salahnya untuk dicoba, kan?
0 komentar:
Posting Komentar