10 Hal Unik “Royal Wedding” Ala Kraton Yogyakarta

Beberapa waktu yang lalu telah digelar secara besar-besaran pernikahan antara Pangeran William dengan Kate, kini kerajaan di Indonesia pun melakukan pagelaran pernikahan yang megah dengan adat-adat budaya Indonesia. Kemari Selasa (18/10), Achmad Ubaidillah atau KPH Yudanegara dan GRAy Nurastuti Wijayareni (GKR Bendara) menggelar upacara pernikahan mereka. Sehari sebelumnya (17/10), pada abdi dalem memasang tarup berupa hasil-hasil bumi seperti pisang sesanggan, kelapa gading, daun keluwih, daun janur, daun puring, serta batang tebu. Tarup sebagai tanda dimulainya hajatan pernikahan. Seperti apa pernikahan ala kerajaan Yogyakarta ini? Berikut 10 fakta menariknya.
Royal Wedding Yogyakarta
1. Calon mempelai wanita yaitu Gusti Kanjeng Ratu Bendara mengaku pernikahannya sengaja dibuat 16-18 Oktober 2011. Tanggal tersebut dipilih sesuai perhitungan Jawa dan dianggap hari baik. Tanggal itu juga memadukan hari ulang tahun GKR Bendara dan calon suaminya, Achmad Ubaidilah.
2. Prosesi inti Kraton Wedding akan berlangsung selama empat hari empat malam, mulai 16 Oktober hingga 19 Oktober 2011.
Royal Wedding Yogyakarta
3. Dalam prosesi pertama Kraton Wedding, kedua calon mempelai nyantri di Masjid Panepen yang terletak di dalam kompleks Kraton Yogya. Prosesi tersebut disebut Mujahadah. Dalam prosesi tersebut, Mas Ubay dan Jeng Reni (sapaan akrab calon mempelai) akan menempa batin dengan agama serta mendapat wejangan seputar agama.
4. Resepsi Jeng Reni dan Mas Ubay sedikit berbeda karena akan mengulangi tradisi pernikahan zaman Sultan Hamengku Buwono VII yang memerintah pada periode tahun 1877-1920. Resepsi pernikahan akan digelar di Kepatihan, tempat tinggal Patih Danurejo yang kini sudah berubah fungsi menjadi Kompleks Kantor Gubernur Provinsi DIY.
Royal Wedding Yogyakarta
5. Berbeda dengan pernikahan Kraton Wedding sebelumnya, kali ini kedua mempelai akan menaiki kereta pusaka yang dikenal dengan Kereta Kyai Jongwiyat. Kereta ini beratap terbuka dan beroda empat. Kereta Kyai Jongwiyat adalah peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan saat ini disimpan di Museum Kereta di Jl Rotowijayan, Yogyakarta.
6. Sesuai adat istiadat keraton, sebelum menikah kedua mempelai mendapat gelar dan nama baru dari Sultan. Putri Sultan yang awalnya bernama Gusti Raden Ajeng (GRAj) Nurastuti Wijareni (25) mendapat gelar baru GKR Bendara, sedangkan Achmad Ubaidilah (30) mendapat gelar dan nama baru Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara.
Royal Wedding Yogyakarta
7. 18 perias dilibatkan dalam Kraton Wedding. 18 perias tersebut terdiri dari 14 perias wanita dan empat perias laki-laki. Tienuk Riefki, perias pengantin tradisional langganan selebriti kembali dipercaya pihak Keraton Yogyakarta merias kedua calon mempelai.
8. Seluruh prosesi Kraton Wedding akan didokumentasikan menjadi sebuah film dokumenter berdurasi sekitar satu jam. Proses pembuatan film dokumenter pernikahan adat keraton ini sudah dimulai sejak Juli 2011.


9. Untuk hadir dalam siraman yang berlangsung Senin (17/10/2011) di Sekarkedhaton, wanita harus memakai kebaya tangkeban tanpa plisir dan sanggul tekut. Aturan tersebut harus dipenuhi.
10. Sekitar 200 angkringan gratis akan disajikan di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta pada 18 Oktober mendatang. Angkringan tersebut disediakan oleh warga Yogyakarta sebagai wujud rasa bahagia dari rakyat untuk keraton yang sedang menggelar pesta pernikahan.

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

 

Copyright © 2010 • Lintasi Hatiku • Design by Dzignine